Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai ragam suku, agama, budaya, etnis yang tersebar di berbagai pulau. Ini keka-yaan yang patut menjadi kebanggaan besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, kebanggaan ini menjadi tidak bermakna ketika kebhinekaan yang ada tidak menjadi bagian dari diri setiap anak bangsa dan akan memunculkan sifat sekretarian, yang akan menggerus rasa nasionalisme. Ini masalah kebangsaan yang senantiasa muncul di tengah masyarakat.
Kesadaran yang utuh akan kebhinekaan yang termanifesatsikan dalam tindakan nyata keseharian adalah kerangka dasar yang akan menggerakkan sifat nasionalisme yang tinggi. Sehingga kebhinekaan yang ada dapat terajut nilai-nilai kebersamaan di tengah ketunggalikaan yang berlandaskan moral Pancasila.
Dalam rangka membangun nalar kesatuan dan persatuan bangsa dan mencegah adanya konflik sosial, anggota DPR RI Dapil Surabaya Sidoarjo, Arzetti Bilbina mengaskan kembali pentingnya menanam nilai-nilai dan wawasan kebangsaan. Hal tersebut disampaikan saat acara sosialaisasi empat pilar berbangsa dan bernegara di hadapan ratusan peserta yang digelar di Kantor Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Sukolilo, Surabaya, Minggu(18/12/2016) sore.
“Generasi-generasi muda harus terus ditanamkan rasa kebangsaan terutama pemahaman tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika,” kata perempuan cantik Anggota Komisi VIII DPR RI tersebut.
Arzeti berpandangan bahwa keragaman penduduk di Indonesia dengan bermacam suku, ras, dan agama, dibutuhkan konstitusi yang diramu secara tepat sebagai perekat kehidupan sosial dan tidak ada gesekan-gesekan yang memecah belah.
”Surabaya sebagai kota metropolitan sudah tentu sangat beragam. Baik kehidupan warganya, maupun tata cara dalam menjalankan keyakinan dan lain sebagainya. Untuk itu, empat pilar ini perlu benar-benar dimantapkan,” imbuhnya. [Am]